Selasa, 13 Mei 2014

Hari pendidikan Nasional

Hari Pendidikan Nasional tanggal 02-mei-2014 hari jum’at Hari Pendidikan Nasional dilaksanakan di halaman SMKN 1 KEDAWUNG Pada jam 07.30 di Lingkungan SMKN 1 KEDAWUNG diadakan upacara bendera untuk memperingati hari pendidikan nasional, setiap guru memakai seragam sama(batik) Peringatan Hari Pendidikan Nasional yang diselenggarakan setiap tanggal 2 Mei tidak semata-mata dimaksudkan untuk mengenang hari kelahiran Ki Hajar Dewantara selaku Bapak Perintis Pendidikan Nasional, namun Iebih merupakan sebuah momentum untuk makin memperkokoh kesadaran dan komitmen bangsa akan pentingnya pendidikan bermutu bagi masa depan bangsa. Dalam rangka memperkokoh kesadaran dan komitmen bangsa akan pentingnya pendidikan bermutu bagi masa depan bangsa, serta mewujudkan misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2010-2014 sekaligus menginformasikan hasil kebijakan dan mengapresiasi pelaku pendidikan yang berprestasi, maka perlu dilaksanakan peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2014. Oleh karena itu, guna merealisasikan hal tersebut, upacara bendera dalam rangka peringatan Hari Pendidikan Nasional bisa menjadi suatu hal yang sangat mendasar bagi kita untuk dilaksanakan.  TUJUAN Memperkuat komitmen seluruh pemangku kepentingan pendidikan tentang pentingnya lstrategisnya pendidikan bagi peradaban dan daya saing bangsa. Mengkomunikasikan / mensosialisasikan kebijakan dan hasil-hasil pembangunan pendidikan nasional. SASARAN Semua karyawan di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan beserta unit kerja di daerah, institusi pendidikan formal, serta para Pemangku Kepentingan Pendidikan Iainnya. TEMA Tema peringatan Hardiknas Tahun 2014 adalah “PENDIDIKAN UNTUK PERADABAN INDONESIA YANG UNGGUL” PELAKSANAAN UPACARA Kegiatan upacara bendera dilaksanakan oleh seluruh instansi / unit kerja di pusat, luar negeri, daerah, termasuk sekolah / madrasah baik di lingkungan pembinaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama. SUSUNAN ACARA 1. Pembina Upacara memasuki lapangan upacara; 2. Penghormatan kepada Pembina Upacara, dipimpin oleh Pemimpin Upacara; 3. Laporan Pemimpin Upacara; 4. Pengibaran Bendera Merah Putih diiringi Iagu kebangsaan Indonesia Raya dinyanyikan bersama; 5. Mengheningkan Cipta dipimpin oleh Pembina Upacara; 6. Pembacaan Pancasila diikuti oleh seluruh Peserta Upacara; 7. Pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negera Republik Indonesia Tahun 1945; 8. Pembacaan Keputusan Presiden R.I. tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya (iika ada); 9. Penyematan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya (jika ada); 10. Amanat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan oleh Pembina Upacara; 11. Menyanyikan Iagu perjuangan (Bagimu Negeri /Satu Nusa Satu Bangsa / Syukur); 12. Pembacaan Do'a; 13. Laporan Pemimpin Upacara kepada Pimbina Upacara; 14. Penghormatan kepada Pembina Upacara, dipimpin oleh Pemimpin Upacara; 15. Pembina Upacara meninggalkan tempat upacara; 16. Upacara Bendera selesai, barisan dibubarkan.

Selasa, 06 Mei 2014

Gelar Seni Tradisional ke 5 SMK Negeri 1 Kedawung



Gelar  Seni Tradisional yang ke-5 SMK Negeri 1 Kedawung Cirebon senin, 12 Maret 2012, digelar dengan sangat meriah, dan menampilkan berbagai macam tarian tradisional dari beberapa daerah diantaranya dari Cirebon, Sulawesi,papua dan masi banyak lagi, bahkan juga dari Cina yakni Liong dan Barongsai, pada Pagelaran tahun ini digelar juga satu pertunjukan yang cukup membuat penonton berdecak kagum yakni, Pagelaran Drama Kolosal "Babad Cirebon" yang menceritakan tentang pertemuan antara Sunan Gunung Djati dengan Putri Ong tien dari Cina.
 sumber : http://edogawa08.blogspot.com/2012/03/gelar-seni-tradisional-ke-5-smk-negeri.html
By : lussy 


Peringatan hari kartini

Raden Ajeng Kartini atau lebih dikenal Ibu Kartini merupakan keturunan keluarga terpandang Jawa. Dia lahir 21 April 1879, dimana adat istiadat masih kukuh dipegang oleh masyarakat, termasuk keluarganya. Satu hal yang diwariskan dari keluarganya adalah pendidikan. Ya, Kartini pernah merasakan bangku sekolah hingga tamat pendidikan dasar. Karakternya yang haus akan ilmu pengetahuan membuatnya ingin terus melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Sayangnya, ayahnya tidak memberikan izin Kartini melanjutkan sekolah. Mengetahui sikap ayahnya, Kartini sebenarnya sedih. Namun, dia tidak bisa mengubah keputusan itu. Sebab, dia adalah anak pada zamannya yang masih terbelenggu oleh keadaan.


Biografi R.A. Kartini – Pelopor Emansipasi Wanita Indonesia
Lukisan Gambar R.A. Kartini | Wikipedia.

Alhasil, justru Kartini tidak boleh lagi keluar dari rumah sampai waktunya menikah. Istilahnya dipingit. Demi menghilangkan rasa bosan dan suntuk berada di rumah terus. Kartini menghabiskan sebagian besar waktunya untuk membaca buku ilmu pengetahuan. Kesukaannya membaca ini berubah menjadi rutinitas harian. Bahkan, dia tidak segan untuk bertanya kepada ayahnya bila ada hal yang tidak dimengertinya. Lambat laun pengetahuannya bertambah dan wawasannya pun meluas.

Banyak karya dan pemikiran wanita Eropa yang dikaguminya. Terlebih kebebasan mereka untuk bisa terus bersekolah. Rasa kagum itu menginspirasinya untuk memajukan wanita Indonesia. Dalam pandangannya, wanita tidak hanya harus bisa urusan “belakang” rumah tangga saja. Lebih dari itu, wanita juga harus bisa dan punya wawasan dan ilmu yang luas. Dia pun mulai bergerak mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajari baca tulis dan pengetahuan lainnya. Makin hari, Kartini makin disibukkan dengan aktivitas membaca dan mengajarnya.

Dia juga punya banyak teman di Belanda dan sering berkomunikasi dengan mereka. Bahkan, dia sempat memohon kepada Mr. J.H. Abendanon untuk memberinya beasiswa sekolah di Belanda. Belum sempat permohonan tersebut dikabulkan dia dinikahkah oleh Adipati Rembang bernama Raden Adipati Joyodiningrat.

Biografi R.A. Kartini – Pelopor Emansipasi Wanita Indonesia
Foto R.A. Kartini dan suaminya | Wikipedia.

Berdasarkan data sejarah, R.A. Kartini ikut dengan suaminya ke Rembang setelah menikah. Walau begitu api cita-citanya tidak padam. Beruntung Kartini memiliki suami yang mendukung cita-citanya. Berkat kegigihan serta dukungan sang suami, Kartini mendirikan Sekolah Wanita di berbagai daerah. Seperti Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon, dan sebagainya. Sekolah Wanita itu dikenal dengan nama Sekolah Kartini.

Kartini merupakan seorang wanita Jawa yang memiliki pandangan melebihi zamannya. Meski dia sendiri terbelenggu oleh zaman yang mengikatnya dengan adat istiadat. Pada 17 September 1904, Kartini menghembuskan napas terakhir di usia 25 tahun, setelah melahirkan anak pertama dan satu-satunya. Dia salah satu wanita yang menjadi pelopor emansipasi wanita di tanah Jawa.

Surat-surat korespondensinya dengan teman-temannya di Belanda kemudian dibukukan oleh Abendanon dengan judul Door Duisternis Tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Buku ini telah menginspirasi banyak wanita, tidak saja, wanita di zamannya tapi juga wanita kini dan masa depan.

Sesuai Keppres No. 108 Tahun 1964 pada 2 Mei 1964, Kartini resmi digelari pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia. Keppres ini juga menetapkan tanggal 21 April sebagai Hari Kartini. Namanya kini diabadikan sebagai nama jalan. Tidak hanya di kota-kota di Indonesia saja, melainkan di kota-kota di Belanda. Seperti Kota Utrecht, Venlo, Amsterdam, dan Harleem. WR. Supratman bahkan membuatkan lagu berjudul Ibu Kita Kartini untuk mengenang jasa-jasanya.
sumber :
http://www.dbiografi.com/2013/12/biografi-ra-kartini-pelopor-emansipasi-wanita-indonesia.html

aplikasi untuk di blog anda

http://www.clocklink.com

aplikasi keren

http://mycalendar.org/getwidget/

facebook

https://www.facebook.com/

twitter

https://twitter.com/